Sabtu, 16 November 2019

Dumbleg - Jajanan Khas Nganjuk

Foto: goodnewsfromindonesia.id

Dumbleg adalah makanan khas Nganjuk yang terbuat dari tepung beras dan gula merah. Makanan ini memiliki aroma dan cita rasa khas yang ditimbulkan oleh pembungkusnya, pelepah daun pinang. Dumbleg dibuat tanpa menggunakan pewarna sintetis dan pengawet. Harga satu buah dumbleg berkisar antara Rp. 1.000 - Rp. 3.000.
Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat Dumbleg ini adalah: Tepung Beras, gula merah, air, santan cair, santan kental, dan garam.
Cara pembuatan dari Dumbleg ini adalah sebagai berikut:
1. Pembuatan Bungkus
a. Menjemur pelepah daun pinang sampai kering.
b. Merendam daun pinang kering dengan air dingin dan dibersihkan.
c. Memotong daun pinang dengan ukuran panjang 15 cm -20 cm dan lebar 10 cm.
d. Menjahit dibagian sisi samping dan bawahnya dengan menggunakan rafia.

2. Pembuatan Dumbleg
Cara memasak :
a. Merebus gula merah dengan air hingga cair.
b. Membuat adonan, tepung beras diaduk dengan santan cair hingga merata, lalu ditambahkan santan kental (santan yang direbus sampai mendidih).
c. Adonan ditambahkan dengan gula merah cair yang masih panas dan garam secukupnya.
d. Mengaduk hingga rata.
e. Memasukkan adonan kedalam bungkus yang telah disiapkan sebelumnya.
f. Mengukus selama kurang-lebih 3 jam.
g. Setelah matang, biarkan hingga dingin dan dumbleg siap dikonsumsi.

Karya : Dzikrul Muttaqin U

Nasi Becek Nganjuk Punya

Foto: negerikuindonesia.com


Nasi becek merupakan hidangan makanan berat yang mirip dengan kari/kare kambing, namun disajikan seperti soto babat, yang didalamnya terdapat irisan kubis, kecambah dan potongan daging atau babat. Selain itu ditambahkan juga sate kambing sebagai menu pelengkapnya. Sehingga rasanya adalah perpaduan rasa kuah yang gurih dan rasa kunyit pada santannya menjadikan khas pada makanana ini. 

Nasi Becek ini biasanya disajikan dengan nasi hangat dan di atasnya juga terdapat aneka trancam seperti irisan kubis, seledri, dan kecambah, kemudian disiram dengan kuah. Tak hanya kuah tapi juga jeroan kambing seperti gajih (lemak) dan sedikit balungan (tulang belulang). Tauge pendek yang dicampurkan di dalamnya memberikan efek segar krenyes-krenyes. Seledri juga memberikan sentuhan aroma lain yang menyingkirkan aroma khas daging kambing yang biasanya agak prengus. Demikian pula taburan bawang merah gorengnya. Kuah Nasi Becek juga kelihatan cokelat seperti Rawon. Namun sedikit berlemak seperti Gulai. Nasi Becek jarang disajikan dalam acara-acara, melainkan dijual di daerah sekitar jalan Dr. Sutomo di Kota Nganjuk dengan harga Rp. 10.000 per porsi.

Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat Nasi Becek ini adalah sebagai berikut:
Nasi putih hangat, kecambah, daging, kubis, santan, bawang merah, kemiri, daun jeruk, bawang putih, garam, gula pasir, ketumbar, merica, jahe, kunyit, kencur, dan lengkuas, cabe rawit, dan jeruk nipis.

Cara pembuatan Nasi Becek ini sebagai berikut:
1. Membuat Bumbu Halus
Menghaluskan 5 siung bawang merah, 5 Butir kemiri, 3 Siung bawang putih, 1 Sendok teh garam, 1 Sendok teh gula pasir, 1 Sendok teh ketumbar, 1 sendok teh merica, 1 ruas jari jahe bakar, 1 ruas jari kunyit bakar, 1 ruas jari kencur panggang, 1 ruas jari lengkuas kemudian menyangrai dan menambahkan 5 lembar daun jeruk 
2. Membuat kuah Nasi Becek
a. Merebus daging dengan santan encer hingga matang dan lunak
b. Menumis bumbu halus bersamaan dengan serai, daun jeruk, dan kayu manis hingga harum. Kemudian masukkan ke dalam air rebusan dan aduk.
c. Memasak kuah dengan api sedang hingga bumbu meresap, kemudian menambahkan santan kental dan memasak kembali sambil diaduk hingga mendidih dan matang.
3. Menyajikan Nasi Becek
Bahan dasar yaitu nasi hangat diletakkan pada mangkok kaca. Kemudian atasnya diberi tauge, irisan kubis, irisan seledri dan irisan daging kambing dan jeroan setelah itu disiram menggunakan kuah.

Karya: Llis Udkhulul J.

Bipang, Camilan Nikmat Khas Pasuruan

Foto: omiyago.com

Bipang adalah makanan ringan khas Pasuruan. Menurut sejarah Bipang berasal dari Tiongkok, dari kata “Bi” berarti beras dan “Pang” berarti wangi. Namun, banyak orang yang menyebut makanan ini dengan sebutan Jipang termasuk saya sendiri. Bipang sering juga disebut Puff Rice Cakes. Bipang biasanya ditemukan di kota Pasuruan dekat dengan pelabuhan. Bipang sudah ada sejak tahun 1949 dan memiliki rasa yang khas yaitu renyah, wangi, juga manis, bahkan saat ini terdapat varian rasa. Namun, yang menjadi favorit tetap yang original. Berikut adalah prosedur pembuatan Bipang khas Pasuruan.

- Bahan:
• 500 gram ketan putih super
• Air secukupnya untuk merendam dan ketan
• Minyak secukupnya
• 1 gelas air gula

- Cara membuat
1. Mencuci beras ketan hingga bersih
2. Rendam ketan putih semalaman kemudian kukus ketan selama 30 menit
3. Setelah dingin, tata ketan di sebuah wadah kemudian dijemur selama 2 hari sampai ketan benar-benar kering
4. Panaskan minyak goreng, kemudian goreng ketan yang sudah dijemur sampai matang
5. Letakkan ketan yang sudah digoreng pada wadah
6. Memasak gula merah dan campurkan dengan air hingga mengental
7. Memasak gula da 500 cc air hingga mengental. Setelah itu, memasukkan ketan, dan mengaduknya hingga rata.
8. Menuangkan adonan jipang diatas cetakan, lalu mengolesi minyak dan ratakan kemudian mengiris menjadi persegi empat. Menunggu hingga dingin.


Penulis: Hidayatur Rohma

Tajin Sobih Khas Madura

Foto: pulaumadura.com

Tajin Sobih merupakan salah satu jajanan pasar khas Madura yang mempunyai rasa manis, gurih dan  bertekstur lembut yang dapat dinikmati oleh semua kalangan baik anak-anak maupun dewasa. Tajin sobih berasal dari kata tajin yang berati bubur dan sobih adalah nama desa di kelurahan Tonjung, Kabupaten Bangkalan. Tajin ini dapat dijumpai di pasar tradisional di Bangkalan. Penjual tajin sobih biasanya berasal dari Desa Sobih.
Jajanan pasar ini terbuat dari tepung (beras, kanji, kelapa parut), santan, gula jawa, garam, air, mutiara, gula pasir, pandan, garam, sagu mutiara merah, mutiara, kelapa parut, dan santan. Penyajian  setiap bungkus tajin sobih terdiri dari perpaduan antara bubur mutiara, bubur sumsum, dan beberapa olahan dari tepung kanji yang diakhiri dengan gula merah cair.

Tajin Sobih termasuk kedalam kudapan tradisional yang disajikan secara tradisinal dengan daun pisang sebagai bugkusnya. Sendok yang digunakan untuk menyantap tajin sobih terbuat dari daun pisang juga. Tajin sobih dibuat tanpa menggunakan pewarna sintetis dan pengawet. Harga satu porsi tajin sobih berkisar antara Rp. 5.000-Rp.10.000.

Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat Tajin Sobih ini adalah:
Tepung (beras, kanji, kelapa parut), santan, gula jawa, garam, air, mutiara, gula pasir, pandan, garam, sagu mutiara merah, mutiara, kelapa parut, dan santan.

Cara pembuatan dari Tajin Sobih ini adalah sebagai berikut:

1. Bubur Putih (bulatan putih) : Tepung beras, tepung kanji, kelapa parut, dan santan.

Cara memasak :
a) Mencampurkan semua bahan
b) Mengaduk sambil ditambahkan santan sampai kalis
c) Membuat bulatan kecil-kecil


2. Kuah Putih : Tepung beras, santan, air, sedikit garam

Cara memasak :
a) Larutkan tepung beras dengan air santan lalu rebus sampai mendidih.
b) Tambahkan sedikit garam
c) Aduk hingga kekentalan yang diinginkan


3. Bubur coklat (Lonjongan Coklat) : Tepung beras, tepung ketan, tepung kanji, gula merah, air.

Cara memasak :
a) Mencampur semua bahan
b) Mengaduk sambil di tambahkan gula merah yang di cairkan sampai kalis
c) Membuat lonjongan kecil-kecil.

4. Kuah Coklat : Tepung beras, santan, tepung kanji, gula merah, air.

Cara memasak :
a) Melarutkan tepung beras dengan air
b) Santan dan gula merah direbus sampai mendidih
c) Larutan tepung ditambah sedikit garam, memasukkan kedalam adonan santan rebus sedikit demi sedikit sampai didapatkan kekentalan yang diharapkan.
d) Setelah mendidih kembali, memasukkan lonjongan coklat dan di aduk kembali sampai semuanya matang.


5. Bubur Mutiara : Sagu mutiara merah, gula pasir, pandan, tepung kanji, air, garam sedikit.

Cara Memasak :
a) Merebus semua bahan kecuali sagu mutiara hingga mendidih, Aduk hingga mengental.
b) Memasukkan sagu mutiara, masak sebentar dan angkat.

6. Kuah Santan : Santan, daun pandan, garam, sedikit tepung kanji.

Cara Memasak :
a) Merebus santan, daun pandan dan garam
b) Setelah mendidih tambahkan sedikit tepung kanji
c) Mengaduk sampai matang atau bisa di tambahkan potongan nangka.


7. Saus Gula: Gula jawa, air, daun pandan.

Cara Memasak :
a) Merebus gula jawa
b) Daun pandan dan air sampai didapat saus gula yang kental.

Karya: Amilatun Mukhlisyoh

CAKE - Makanan Khas Ujung Timur Madura

Foto: pulaumadura.com

CAKE merupakan makanan khas daerah Sumenep yang banyak ditemui pada saat acara-acara penting seperti pernikahan dan maulidan. Makanan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Makanan ini tampilannya mirip dengan Cap Cay Tiongkok. Makanan ini memiliki cita rasa yang gurih dan nikmat, namun disisi lain memiliki rasa manis, pedas, dan renyah yang membuat lidah ketagihan. Makanan ini jarang ditemui pada hari-hari biasa, hanya ada satu rumah makan yang menjual Cake pada hari-hari biasa yaitu rumah makan KARTINI dengan harga Rp. 17.500/porsi.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat CAKE adalah ½ kg ayam, ½ kg ati ayam, 1 kg kentang, ½ kg kembang kol, ½ kg wortel, 2 sdm lada, 6 sdm garam, 8 sdm gula, ¼ kg cabe rawit, saos monde, gorengan udang, ½ kg udang, ¼ tepung terigu, merica, dan air. Sedangkan bahan yang digunakan untuk membuat kuah CAKE adalah ¼ bawang putih, ¼ bawang merah, ¼ bawang premi, ¼ mentega dan ½ sdm rombuter. Untuk bahan yang digoreng adalah ¼ bawang merah dan 10 siung bawang putih. 

Cara pembuatan CAKE ini adalah :
1. Merebus wortel setengah matang.
2. Setelah itu memasukkan kubis dan kembang kol kedalam rebusan wortel setengah matang.
3. Menumis bumbu kuah menggunakan mentega. Setelah itu menuang ke sayuran yang sudah direbus, dan menambahkan bawang goring, saos monde, royco, garam, gula serta merica secukupnya
4. Menghaluskan udang kemudian mencampurkan tepung, merica, garam dan bawang putih yang sudah dihaluskan. 
5. Membentuk adonan udang membentuk panjang-panjang dengan menggunakan plastik yang ujungnya dilubangi. Kemudian adonan tersebut digoreng dan dipotong kecil-kecil
6. Merebus dan memotong dadu ati ayam dan ayam
7. Mengupas kentang, mengiiris tipis, kemudian menggorengnya
8. Mencampurkan gorengan udang, ati ayam dan ayam kemudian menaburi bawang goreng
9. Merebus cabe rawit, kemudian menambahkan diatas masakan
10. Cake siap dihidangkan

Penulis : Intan Noer Jamilah

Onde-Onde Ketawa Khas Nganjuk

foto : Sajian Sedap-Grid.ID

Onde-onde ketawa adalah kue kering tradisional khas Nganjuk. Cita rasa yang dimiliki yaitu manis dan sedikit gurih. Onde-onde memiliki ciri khas yaitu terdapat belahan yang menyerupai mulut saat tertawa.  Kue ini dapat disajikan bersama teh atau kopi, dijadikan cemilan dan hidangan acara hajatan. Nama lain dari makanan ini adalah onde-onde pecah.
Kue kering ini terbuat dari bahan-bahan berupa tepung terigu, gula, biji wijen dan lainnya dan masih tradisional dalam pembuatannya. Onde-onde memiliki warna putih kekuningan dan taburan wijen. Kudapan ini dapat dijumpai di pasar tradisional Nganjuk dengan harga berkisar antara Rp. 500 s/d Rp. 1000.

Bahan-bahan yang diguakan dalam membuat onde-onde ketawa ini adalah:
3 ons tepung terigu protein sedang, 1 ¾ ons gula pasir, 1 ons wijen pelapis, 1 butir telur, 100 ml air, minyak goreng secukupnya, ½ sdt baking powder dan ¼ sdt soda kue.

Cara Pembuatan dari onde-onde ketawa ini adalah :
a) Mendidihkan air lalu menambahkan gula pasir hingga larut. Ukur satu gelas rebusan air dan kemudian dinginkan.
b) Mengocok telur bersama minyak goreng hingga rata. Tambahkan sirup gula sedikit demi sedikit sembari tetap dikocok rata.
c) Menambahkan baking powder, soda kue dan tepung terigu sembari diayak serta diaduk rata.
d) Menimbang masing-masing adonan seberat 10 g
e) Membentuk adonan menjadi bulatan-bulatan
f) Bulatan dibelah sebagian berjumlah empat belahan dengan gunting.
g) Mencelupkan bulatan ke dalam wadah berisi air,
h) Mengangkat bulatan dari air dan gulingkan di wadah berisi wijen.
i) Memanaskan minyak lalu goreng onde-onde ketawa yang sudah ditaburi wijen hingga matang, angkat lalu tiriskan.

karya: Arini Alfi N.F